Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ]

Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ] - Selamat bertemu kembali dengan ane ganHot Thread Kaskus, Posting yang ane aplod dimari kali ini berisi tentang Hot Thread kaskus, dengan judul Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ] , Artikel ini bertujuan mengenang kembali apa yang pernah agan lihat di kaskus, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel U, Artikel vigovampiro, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ]
link : Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ]

Baca juga


Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ]

Laju angkot jurusan AL yang kami tumpangi perlahan mulai melambat ketika melintasi hotel Splendid Inn , sebelum akhirnya kami menyuruh sopir untuk berhenti menurunkan kami tepat di seberang Monumen Tugu.

Niken : " nih duitnya stiv , lu bayar sama supirnya ! "

Steve : " iya mbak "

Niken : " eh vig bawain dong tripodnya "

Me : " oyi "

Segera saja kami bertiga turun dari angkot lalu sejenak mengamati suasana sekitar Monumen Tugu yang tampak cukup ramai sore ini , beberapa wisatawan lokal dan juga asing terlihat tengah asik berfoto di beberapa lokasi sekeliling yang memang tampak artistik untuk dibidik dengan lensa kamera.

Steve : " kemana dulu mbak kita ?! "

Niken : " mmm.... kita nyebrang ke tugu langsung aja yukz "

Me : " oyi "

Kedatangan kami ke sini sebenarnya hanyalah untuk berfoto ria saja , sama halnya dengan para wisatawan itu.... apalagi si Niken baru saja memiliki kamera DSLR baru beserta perlengkapannya macam lensa dan juga tripod , sementara lokasi ini dipilih sebagai ajang untuk menguji coba kamera barunya itu.... alasannya tentu saja karena Monumen Tugu ini merupakan ikonnya kota Malang dan juga ditambah dengan bangunan bangunan peninggalan kolonial belanda yang berada di sekelilingnya , mulai dari hotel , SMA , markas komando militer , hingga gedung balaikota.

Niken : " keren nih , gw mau moto moto dulu ya vig "

Me : " trus kita ngga poto bareng dong nik ?! "

Niken : " gampang ntar aja poto barengnya "

Sementara si Niken sedang asik memotret , aku dan Steve memutuskan untuk berjalan jalan mengelilingi taman di area Monumen Tugu ini... rerumputan hijau dan juga bunga bunga lily berwarna orange tampak memenuhi taman dan membuat suasana menjadi asri , sementara di bawah monumen terdapat kolam yang dipenuhi teratai berwarna putih kemerah merahan yang semakin mempercantik tampilan taman ini.

Steve : " cakep mas kolamnya "

Me : " gw jaman awal kuliah sering ke sini stiv , betah pacaran di sini "

Steve : " ha..ha.. emang romantis ya mas tamannya "

selain di kelilingi oleh taman yang begitu asri , suasana Monumen Tugu ini juga terasa teduh karena banyak pepohonan trembesi rimbun yang memenuhi areal sekitarnya.

Steve : " mas itu pohon trembesi udah tua semuanya lho "

Me : " emangnya ada apaan stiv di pohon itu ? "

Steve : " ada penghuninya semua , aku ngerasain energinya dari tadi "

Me : " gw sih gak heran lagi kalo pohon itu ada penghuninya , emangnya apaan jenisnya stiv ?! "

Steve : " gendruwo doang sih , tapi banyak banget "

Sejenak kami memandangi pepohonan trembesi yang tampak begitu rimbun memenuhi halaman hotel Splendid Inn di seberang jalan sana , memang jika dilihat sekilas pepohonan itu tampak memiliki aura mistis tersendiri namun setahuku tak pernah ada kejadian yang berbau gaib di situ.

Me : " kok ngga kayak pohon angsana di kota Batu ya stiv ? yang kecelakaan kemaren itu "

Steve : " gendruwonya ngga jahat sih mas , cuma kalo diganggu ya bisa marah juga "

Me : " untung aja gak ada orang usil atau kencing di pohon itu stiv "

Steve : " ha..ha...ha.. "

bergegas kami melangkahkan kaki mengelilingi area taman ini lagi sebelum akhirnya si Niken menyusul dan mengajak photo bareng.

Niken : " tripodnya pasang situ deh vig ! "

Me : " kita foto depannya tugu nik ?! "

Niken : " iya , agak jauhan tripodnya biar keliatan tugunya "

Me : " oyi "

kamera telah terpasang pada tripod dan mode self timerpun diaktifkan , lalu " slap!....slap!....slap!... " terabadikan sudah pose kami bertiga berlatarkan Monumen Tugu yang berdiri menjulang di belakang kami.

Niken : " nah , keren vig jadinya "

Me : " ntar tag ke fesbuk gw ya "

Steve : " fesbukku juga ya mbak "

Niken : " so pasti guys "

Urusan bernarsis ria di Monumen Tugu ini baru saja kelar , kini si Niken mengajak kami menuju balaikota yang berada di seberang jalan..... sebagai salah satu peninggalan kolonial Belanda arsitektur bangunan itu terlihat begitu vintage.

Steve : " aku ngerasain energi lagi mas disini "

Me : " emang di sini ada demitnya stiv ?! "

Niken : " ah masak sih balaikota ada demitnya juga stiv ?! "

Steve : " ini kayaknya arwah manusia mbak "

Niken : " arwah manusia stiv ?! "

Me : " jangan jangan noni belanda tu stiv ?! "

Steve : " bisa jadi mas "

Niken : " pasti dah kalo bangunan jaman belanda ada noninya "

Baru saja kami tiba di depan balaikota ini mendadak Steve mendeteksi keberadaan makhluk gaib lagi atau lebih tepatnya arwah manusia , kami menduga arwah itu adalah noni noni Belanda yang dahulu dibantai oleh pasukan Jepang.

Niken : " duh coba kalau gw jadi anak indigo gitu pasti bisa lihat kayak apa tampangnya noni belanda "

Me : " kan lu pernah liat pas hunting di wisma tumapel nik ?! "

Niken : " dulu itu gw ngga ngelihat , tau tau aja ada penampakannya di foto "

Me : " ya udah lu coba aja foto foto di sini , kali aja dapet penampakannya lagi "

Niken : " ya udah deh gw coba "

segera saja si Niken mondar mandir memotret bangunan balaikota ini dari berbagai sudut , namun ketika ia memperlihatkan hasilnya tak terlihat penampakan sosok noni belanda itu.

Niken : " duh kok ngga ada penampakannya stiv ?! "

Steve : " susah mbak , apalagi ini kan masih sore "

Niken : " mungkin kalo malem bisa dapet kali ya ?! "

Steve : " kapan kapan aja kita ke sini lagi pas malem mbak "

Niken : " ya udah deh , eh kita foto bareng lagi yukz "

Sekali lagi kami bernarsis ria di depan bangunan balaikota ini sebelum akhirnya si Niken mengajak kami menuju Monumen Joeang 45 yang tak jauh dari sini , tepatnya berada di dekat stasiun baru kota Malang.

Di hadapan kami tampak sebuah patung yang berupa sesosok raksasa yang tengah tergolek tak berdaya dan dikelilingi oleh para liliput yang sedang mengikat tubuhnya , patung yang berwarna kemerahan inilah yang disebut sebagai Monumen Joeang 45.

Niken : " gw mau moto patungnya dulu vig , abis itu kita foto bareng ya "

Me : " sakarepmu "

Sementara si Niken tengah sibuk memotret lagi lagi Steve mendeteksi keberadaan energi makhluk gaib di tempat ini , namun kali ini ia malah menempelkan kedua telapak tangannya di atas aspal.

Me : " demitnya ada di bawah tanah ya stiv ?! "

Steve : " energinya lumayan kuat mas "

Me : " makhluk apaan tuh jenisnya ?! "

Steve : " kayaknya sih ular mas "

Me : " siluman ular kayak nyai anjani ?! "

Steve : " bukan mas , kayaknya ular yang gede banget "

selama beberapa menit Steve terus menempelkan kedua telapak tangannya di atas aspal , hingga akhirnya ada seorang tukang becak yang kebetulan lewat dan merasa aneh melihat apa yang dilakukannya itu.

Becak : " lapo mas ?! "

(kenapa mas ?!)

Me : " mboten nopo nopo pak "

(ngga apa apa pak)

Becak : " sampeyan ngerti onok ulo tho ndek ngisor kene ?! "

(kamu tau ada ular tha di bawah sini ?!)

Mendengar apa yang disampaikan tukang becak ini langsung membuatku terkejut , bagaimana bisa ia juga tau tentang sosok ular gaib yang tengah dideteksi Steve.

Me : " lha kok ngertos pak njenengan ?! "

(lha kok tau pak ?!)

Becak : " aku lho wes suwe mangkal ndek kene mas , yo mesti ngerti ono opo wae "

(aku lho udah lama mangkal di sini mas , ya pasti tau ada apa aja)

Me : " niki tenanan wonten ulone ndek ngisor mriki pak ?! "

(ini beneran ada ularnya di bawah sini pak ?!)

Becak : " tak critani mas yo , ndek ngisor iki onok terowongan duowo gek cabange onok akeh "

(aku ceritain mas ya , di bawah sini ada terowongan puanjang trus cabangnya ada banyak)

Me : " terowongan nopo pak niku ?! "

(terowongan apa pak itu ?!)

Becak : " mbiyen iku pas jaman perang terowongan iku di gawe mblayu utowo ndelik poro pejuang seng dikiter londo ambek jepang "

(dulu itu pas jaman perang terowongan itu dipake kabur atau sembunyi para pejuang yang dikejar belanda atau jepang)

Me : " lha dalane mlebet terowongan teng pundi pak niku ?! "

(lha jalannya masuk terowongan di mana pak itu ?!)

Becak : " sak ngertiku jalure terowongan iku ono seng soko balaikota ambek soko sma , tembusane ndek njerone stasiun kono ambek seng paling adoh ndek kolam ken dedes daerah singosari "

(setahuku jalurnya terowongan itu ada yang dari balaikota sama dari sma , tembusannya di dalemnya stasiun situ sama yang paling jauh di kolam ken dedes daerah singosari)

Apa yang diceritakan tukang becak ini membuatku cukup tercengang , baru kali ini aku tahu jika ada terowongan rahasia yang berada di bawah jalanan ini dan menghubungkan banyak tempat sekaligus.

Me : " lha kok wonten ulono niku pripun ceritone pak ?! "

(lha kok ada ularnya itu gimana ceritanya pak ?!)

Becak : " nek iku lak goro goro terowongan wes suwe gak diliwati eneh soale wes ditutup jaman lagek merdeka mbiyen , dadi yo akhire dinggoni ulo kuwi "

(kalo itu kan gara gara terowongannya udah lama gak dilewati lagi soalnya udah ditutup jaman baru merdeka dulu , jadi ya akhirnya ditempati ular itu)

Me : " ulo demit pak niku ?! "

(ular demit pak itu ?!)

Becak : " iyo mas , lek jare koncoku asale soko daerah singosari trus ngaleh mrene "

(iya mas , kalo kata temanku asalnya dari daerah singosari trus pindah sini)

Me : " njenengan nate ngertos ulone pak ?! "

(pernah lihat ularnya pak ?!)

Becak : " sujokno aku kerep mangkal ndek kene ngasi saiki gurung nate pethuk ulo kuwi , nanging koncoku seng wes tau ngerti peng bolak balik "

(untungnya aku sering mangkal di sini sampe sekarang belum pernah ketemu ular itu , tapi temanku yang udah pernah lihat berkali kali)

Me : " ageng pak ulone ?! "

(besar pak ularnya ?!)

Becak : " yo jarene ki dowone 20 meter punjul mas "

(ya katanya sih panjangnya 20 meter lebih mas)

Me : " teng pundi pak niku nek ngetok ?! "

(dimana pak itu kalo muncul ?!)

Becak : " omonge ndek stasiun kono pas bengi bengi , biasane nek metu gur pas malem purnomo thok "

(katanya di stasiun situ pas malem malem , biasasnya kalo keluar hanya pas malem bulan purnama saja)

aku hanya bisa tercengang saja mendengar penuturan tukang becak ini , membayangkan wujud ular itu saja sudah membuatku bergidik sendiri apalagi jika benar benar menjumpainya... namun jujur saja aku malah semakin penasaran dengan sosok ular gaib itu.

Becak : " wes mas yo tak moleh disek aku soale wes arep maghrib "

(udah mas ya tak pulang dulu aku soalnya udah mau maghrib)

Me : " wo nggeh pak , matur suwun "

(wo iya pak , terima kasih)

tukang becak itu baru saja berlalu meninggalkan kami , kini lekas kuajak Niken dan Steve menuju warung lesehan di depan stasiun baru sambil kuceritakan soal ular gaib itu.

Niken : " yang bener lu vig ?! "

Steve : " itu ular umurnya pasti udah tua ya mas , energinya kuat banget soalnya "

Me : " kata tukang becak tadi sih pas jaman abis merdeka terowongannya gak pernah dipake trus ularnya masuk situ "

Steve : " masuk dari mana mas ?! "

Me : " dari daerah singosari stiv "

Niken : " gw ngga nyangka juga kalo ada terowongan rahasia di sini vig "

Me : " kata tukang becak tadi tembusannya sampe stasiun ini nik , tapi udah ditutup "

Niken : " kayaknya bang renggo tau soal ini deh vig , coba kapan kapan kita maen ke rumahnya trus suruh dia cerita soal ular itu "

Me : " kalo perlu kita uji nyali sekalian..... brani gak lu ?! "

Niken : " yah malah nantangin lu vig..... sapa takut !! "

tak dapat dipungkiri bahwa kami semakin penasaran tentang eksistensi ular gaib yang diceritakan oleh tukang becak tadi , satu satunya yang bisa kami andalkan untuk mendapatkan info lebih lanjut lagi hanyalah bang Renggo saja...... bahkan bila keadaannya memungkinkan kami akan mencoba untuk beruji nyali , kami merasa tertantang untuk membuktikan dengan mata kepala sendiri bahwa sosok ular gaib itu memang benar benar nyata adanya.


Demikianlah Artikel Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ]

Sekianlah artikel Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ] dengan alamat link https://ngaskus-gan.blogspot.com/2016/07/malang-mysterio-12-ular-gaib-penghuni.html

0 Response to "Malang Mysterio #12 - Ular Gaib Penghuni Terowongan bawah Monumen Juang 45, [ KASKUS ] "

Post a Comment