Judul : Malang Mysterio #14 - Uji Nyali di Kuburan gang 1 jl Gajayana, [ KASKUS ]
link : Malang Mysterio #14 - Uji Nyali di Kuburan gang 1 jl Gajayana, [ KASKUS ]
Malang Mysterio #14 - Uji Nyali di Kuburan gang 1 jl Gajayana, [ KASKUS ]
Lembaran uang kertas mainan tampak berserakan di atas amben bambu yang kami duduki ini , sementara 2 buah dadu terus bergulir dan membuat permainan monopoli ini kian mengasikkan , bahkan saking asiknya tak satupun dari kami yang menyadari bahwa malam telah sepi dan waktu telah menunjukkan jam 12 lewat 20 menit.Me : " ewul rekk "
(laper rekk)
Zul : " lama amat si eko beli nasi gorengnya "
Me : " tungguin aja zul "
Pendik : " tuku sego gorenge ndek planet namek arek iku vig , suwe selak ewul iki "
(beli nasi gorengnya di planet namek anak itu vig , lama keburu laper nih)
nyaris 1 jam kami menunggu si Eko balik membeli nasi goreng di dekat swalayan Sardo , namun hingga kini ia belum juga tiba dan kami semua terpaksa menahan lapar.
Me : " iki sido gak uji nyaline ndik ?! "
(ini jadi ngga uji nyalinya ndik ?!)
Pendik : " sakjane aku yo rodok wedi vig , tapi gak penak ambek eko "
(sebenernya aku juga agak takut vig , tapi gak enak sama eko)
Malam ini kami bertiga memang sengaja datang ke kosannya Eko yang berada di gang 1 jl Gajayana ini , ia bersikeras mengajak kami beruji nyali di komplek kuburan yang letaknya tak jauh dari sini....konon ada isu yang beredar di kalangan warga sekitar dan cukup membuat kami penasaran juga , isu itu tentang penampakan sosok hantu pocong yang kerap dijumpai warga di sekitar komplek kuburan saat tengah malam .
Zul : " kalo steve ikutan aku ngga kuatir vig "
Me : " dia lagi banyak tugas kuliah zul , mau gimana lagi ?! "
Sejujurnya tanpa keikut sertaan Steve kami semua merasa gamang melakukan uji nyali ini , mau mengajak bang Renggo juga tak bisa karena ia sibuk merampungkan skripsinya..... kini kami benar benar mencoba untuk menguatkan nyali tanpa bergantung siapapun.
Pendik : " lha kae suoro montore eko vig , wes teko areke "
(lha itu suara motornya eko vig , udah dateng anaknya)
Me : " yo wes , ndang nakam gek budhal iki "
(ya udah , cepetan makan trus berangkat ini)
Suara deru motor si Eko telah terdengar dari teras depan , tak lama kemudian ia telah tiba di hadapan kami sambil membawa bungkusan kresek berisi nasi goreng.
Eko : " sorry mas , kelamaan "
Zul : " ngapain aja tadi ko ?! "
Eko : " ban motornya bocor mas , mesti nembel dulu tadi "
Me : " ya udah kita makan dulu ko "
Eko : " oyi bos "
Tanpa buang waktu lagi kami segera menyudahi permainan monopoli yang kami mainkan ini lalu lekas melahap nasi goreng yang dibawa si Eko , tak butuh waktu lama acara makanpun kelar dan kami telah siap untuk berangkat menuju lokasi pemakaman.
Me : " ayo budhal ndik , selak ngantuk "
(ayo berangkat ndik , keburu ngantuk)
Zul : " alat alatnya udah ada semua kan ndik ?! "
Pendik : " komplit zul "
Eko : " ayo mas , kita lewat belakang aja "
Kini kami mulai bergegas meninggalkan kosan si Eko ini melewati pintu belakang yang ada di pekarangan , tembusannya langsung berada di area tegalan yang cukup gelap dan beberapa meter di hadapan kami telah terlihat pintu masuk dari komplek kuburan itu.
Zul : " ternyata deket banget sama kosanmu ko "
Me : " trus lu ngga pernah dihantuin di kosan ?! "
Eko : " ngga pernah mas , jangan sampe deh "
Kini kami berempat telah tiba di depan pintu masuk kuburan ini , kondisinya tampak cukup remang karena hanya diterangi oleh sebuah lampu neon saja.
Zul : " ndik ?! , senternya keluarin ! "
Pendik : " oyi zul "
Dengan cekatan si Pendik mulai mengeluarkan 2 buah senter dari ranselnya dan kemudian menyalakan 2 batang hio yang baunya langsung menyengat hidung kami , tak lupa ia juga memutar infrasoundnya sebagai sarana pemanggil makhluk gaib.
Me : " ko , pegang hionya ! "
Eko : " iya mas , aku di belakang aja ya "
Me : " ayo masuk sekarang ! "
Pendik : " ayo aku ngarep wae ambek kon "
(ayo aku depan aja sama kamu)
Eko : " bismillahirahman nirrahim "
Rasa gamang langsung menyergap ketika kami melangkahkan kaki memasuki komplek kuburan ini , apalagi saat kami mendapati 2 buah keranda mayat yang teronggok di balik pintu masuk.
Zul : " ada keranda mayat vig "
Pendik : " koyok critomu ndek jembatan sengkaling vig , ngeri rek "
(kayak ceritamu di jembatan sengkaling vig , ngeri rek)
Me : " gak nok mayite lapo wedi ndik , wes ayo mlaku "
(gak ada mayatnya ngapain takut ndik , udah ayo jalan)
Kami abaikan keberadaan keranda mayat itu lalu mulai berjalan melewati jalan cor beton yang membelah komplek kuburan ini , sementara di kiri kanan kami tampak ratusan nisan / kijing yang berjajaran dan juga pepohonan kamboja lebat yang membuat suasana terlihat menyeramkan.
Pendik : " lungguh ndek endi iki vig ?! "
(duduk di mana ini vig ?!)
Me : " ndek tengah wae ndik "
(di tengah aja ndik)
kami memutuskan untuk duduk di tengah tengah komplek kuburan yang begitu luas ini , dari sini kami dapat mengawasi segala penjuru dengan leluasa.
Eko : " hionya aku tancepin tanah ya mas ?! "
Me : " wo iyo ko "
2 batang hio yang dibawa si Eko telah tertancap di tanah yang berada di kiri dan kanan jalan cor beton ini , kini sambil duduk bersila kami mengarahkan sorotan senter ke segala arah.
Zul : " gak ada apa apanya ko "
Eko : " kita kan baru datang mas "
Me : " tungguin agak lama lagi zul "
Hawa udara yang begitu dingin membuat kami cukup menggigil duduk di sini , kurasa lebih baik ngerokok dulu biar badan jadi agak anget.
Me : " rokokan sek rekk "
(ngerokok dulu rekk)
Pendik : " iki aku nduwe rokok tali jagad kretek vig "
(ini aku punya rokok tali jagad kretek vig)
Me : " kene njaluk siji ndik "
(sini minta satu ndik)
Zul : " aku juga ndik , bosen ngerokok mild terus "
Eko : " kalo aku ngga ngerokok deh mas "
perasaan kami mulai agak santai seiring hembusan asap rokok yang keluar dari mulut , sementara tangan kami yang memegang senter terus menyoroti berbagai penjuru komplek pemakaman ini namun tak ada apapun yang kami dapati selain beberapa ekor kelelawar yang bersliweran di antara pepohonan kamboja.
Pendik : " lowo thok vig "
(kelelawar doang vig)
Me : " koncomu iku "
(temenmu itu)
Pendik : " wancik kon "
Bosen juga kalau cuma duduk di sini tapi mau kelilingpun juga males rasanya , akhirnya kuputuskan untuk memutar lagu saja buat hiburan.... sebuah lagu dangdut berjudul 'Mandi Kembang' kini mengalun nyaring dari speaker ponselku dan seketika memecah kesunyian malam.
Me : " ben gak ngantuk ndik "
(biar gak ngantuk ndik)
Pendik : " penak iku vig lagune "
(enak ini vig lagunya)
Zul : " ntar gak mau nongol demitnya vig ?! "
Me : " kali aja pocongnya doyan dangdut zul "
Zul : " ha..ha..ha.. "
Eko : " ha..ha.. goyang mang "
Tak terasa malam kian larut saja dan kini sudah nyaris jam 1 , dengan terkantuk kantuk kami mendengarkan lagu lagu dangdut sambil mengamati keadaan namun tetap saja tak ada penampakan apapun.
Eko : " waduh mas aku kebelet pipis nih "
Me : " sama ko , kita pipis dimana nih ?! "
Eko : " waduh dimana ya enaknya ?! "
Zul : " ditahan aja ko pipisnya "
Eko : " ngga kuat ngempet mas "
Emang sial di saat seperti ini aku dan si Eko malah kebelet pipis , kini kami celingukan mencari cari spot yang sekiranya aman buat pipis.
Me : " deket pohon itu aja ko "
Eko : " ayo mas kalo gitu "
Pendik : " ati ati vig , ojo kenek kuburane uwong yo nek ngguyuh "
(ati ati vig , jangan kena kuburannya orang ya kalo pipis)
Zul : " bisa kualat ntar kalo ngencingin kuburan "
Dengan tergesa aku dan Eko berjalan menuju pohon kamboja yang tak jauh dari tempat kami duduk , tanpa buang waktu langsung saja kami berdua pipis bareng " cuuuurrr !!! " air kencing kamipun membasahi batang pohon ini.
Eko : " ayo mas cepetan ! "
Me : " bentar tungguin ko "
dengan tergesa kuselesaikan urusan buang air kecil ini , untung saja tak terjadi apa apa hingga akhirnya kami balik lagi ke tempat semula.
Zul : " gak kena kuburan kan kencingnya vig ?! "
Me : " ngga , pas kena pohon zul "
Eko : " aman pokoknya mas "
Zul : " ya udah duduk lagi deh "
Kini aku dan Eko kembali duduk bersama Zul dan Pendik , sementara lagu lagu dangdut masih mengalun dari speaker ponselku.
Me : " tak ganti radio ya ndik lagune "
Pendik : " kosmonita fm lagune slow iki vig "
Me : " oyi "
merasa bosan mendengar lagu lagu dangdut kali ini langsung kumatikan pemutar musik dan kuganti dengan radio , namun hal yang aneh terjadi ketika aku berusaha mencari cari chanel radio , tak ada apapun yang terdengar selain bunyi gemerisik.
Me : " loh kok gak nok ndik lagune ?! "
(loh kok gak ada ndik lagunya ?!)
Pendik : " seng liyane wes kok jajal tha vig ?! "
(yang lainnya udah kamu coba tha vig ?!)
Me : " uwes kabeh , kemrosok thok suorone "
(udah semua , gemerisik doang suaranya)
Zul : " kosmonita kan 24 jam ya , makobu juga "
Eko : " m fm udah dicoba juga mas ?! "
Me : " udah ko , gak ada apa apanya "
Beberapa chanel radio yang on air 24 jam telah kucoba satu persatu namun tetap saja tak ada hasilnya sama sekali selain bunyi gemerisik , kami mulai merasa bahwa keanehan ini terjadi karena interfensi dari makhluk gaib di kuburan ini.
Pendik : " pasti ada makhluk gaib di sekitar sini zul , gelombang radionya jadi putus "
Zul : " kok bisa ya ndik ?! "
Kecurigaan kami ternyata tepat karena tak lama kemudian terdengar suara geraman dari speaker ponselku " ggrrrrr!!!...... ggggrrrr!!!......" seketika kami bergidik mendengarnya.
Me : " loh ndik suoro opo iki ?! "
Pendik : " waduh vig , njajal gantinen maneh chanel radione "
(waduh vig , coba ganti lagi chanel radione)
Dengan terburu kuganti chanel radio berkali kali namun tetap saja suara geraman itu terdengar , bahkan kali ini lebih nyaring daripada sebelumnya. " ggrrr!!!.....gggrrrr!!!....."
Eko : " waduh mas kok bisa gitu ya ?! "
Me : " bener nih pasti suaranya makhluk gaib ko "
Pendik : " wes patenono wae radione vig "
(udah matiin aja radionya vig)
tanpa berlama lama lagi langsung kumatikan radio di ponselku ini , namun kami malah merasa semakin aneh karena suara geraman itu masih terdengar beberapa kali..... sesaat kami saling pandang penuh keheranan , rasanya suara geraman itu terdengar tidak jauh dari tempat kami duduk ini.
Zul : " kok kayak di deket sini suaranya ya ? "
Eko : " waduh mas jangan jangan emang ada di deket sini "
Pendik : " goleki vig "
Me : " zul ayo kita senterin lagi ! "
Sejenak aku dan Zul menyenteri keadaan sekeliling sebelum akhirnya sorotan senter kami tertuju pada pohon kamboja bekas pipis tadi " gggrrrr!!!!!...... ggrrr!!!!......" sepertinya suara geraman itu terdengar dari sana dan benar saja , di atas dahan terlihat sosok keputih putihan yang berdiri mematung menghadap kami.....tak salah lagi sosok itu adalah pocong.
Dengan tangan gemetaran aku dan Zul memegangi senter dan terus menyoroti sosok pocong yang berdiri di atas dahan itu , dari jarak sekitar 6 meteran kami dapat melihat wujudnya dengan cukup jelas..... kain kafan yang dikenakannya terlihat kusam kehitam hitaman sementara kedua matanya terpejam dan juga lubang hidungnya tampak dijejali oleh kapas , satu satunya yang terbuka hanyalah mulutnya saja dan " gggrrr!!!.....gggrrr!!!!!....." geraman itu terdengar lebih nyaring lagi daripada sebelumnya dan seketika membuat nyali kami menciut.
Zul : " ggimana ini vig ?! "
Me : " kita kabur sekarang ya ?! "
Pendik : " oyi vig , ngko nek kesurupan gak nok seng iso nulungi "
(oyi vig , ntar kalo kesurupan gak ada yang bisa nolongin)
Eko : " ya udah mas ayo kabur sekarang !! "
Tanpa berlama lama lagi kami langsung mengambil langkah seribu , dengan tunggang langgang kami berlari meninggalkan komplek pemakaman secepat yang kami bisa.
Eko : " ayo mas kita balik ke kosan !! "
Zul : " bentar , aku capek..hah..hah.. "
Tiba di depan pintu masuk kuburan kami berhenti sejenak untuk mengatur nafas yang terengah engah , namun secara mengejutkan terdengar bunyi berisik dari balik pintu masuk ini " klotak!... klotak!... klotak!... " Dengan sedikit nyali yang tersisa kami memberanikan diri melongok ada apa di balik pintu masuk kuburan ini , ternyata 2 buah keranda mayat yang terbuat dari besi itu sedang berguncang guncang hebat...... yang lebih mengerikan adalah saat kami mendapati 2 sosok pocong yang terbujur di dalam keranda itu dan terus bergerak gerak , seolah ingin berontak keluar dari dalam keranda.
Eko : " waduh mas kok ada pocongnya juga ?!? "
Zul : " vig ?!? "
Sesaat kami terpana menyaksikan 2 keranda yang terus berguncang guncang itu , rasa heran bercampur ngeri benar benar menyergap kami semua hingga terdiam selama beberapa detik di sini.
Eko : " aayo mas kita balik sekarang !! "
Zul : " iiya ko , ayo !!! "
Tak ingin hal yang buruk terjadi , segera saja kami mengerahkan sisa tenaga untuk kabur secepatnya..... sesampainya di kosan kami benar benar kehabisan tenaga dan langsung rebah di lantai dengan nafas yang terengah engah , kucuran keringatpun tampak deras membanjiri muka kami.
Eko : " hah..hah.. ternyata emang bener mas , hah...hah.. pocongnya ada beneran "
Zul : " untung kita gak dikejar ko..hah..hah.. "
Me : " ha..hah..slamet kita zul "
Kini terbukti sudah bahwa komplek kuburan itu ternyata benar benar angker seperti yang dibilang warga , pocong pocong itu ternyata bukan hanya sekedar isapan jempol belaka melainkan benar benar nyata adanya.
Demikianlah Artikel Malang Mysterio #14 - Uji Nyali di Kuburan gang 1 jl Gajayana, [ KASKUS ]
Sekianlah artikel Malang Mysterio #14 - Uji Nyali di Kuburan gang 1 jl Gajayana, [ KASKUS ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Malang Mysterio #14 - Uji Nyali di Kuburan gang 1 jl Gajayana, [ KASKUS ] dengan alamat link https://ngaskus-gan.blogspot.com/2016/07/malang-mysterio-14-uji-nyali-di-kuburan.html
0 Response to "Malang Mysterio #14 - Uji Nyali di Kuburan gang 1 jl Gajayana, [ KASKUS ] "
Post a Comment